Malam
semakin larut bulan semakin terang menerangi
gelap nya malam , angin yang dingin memasuki relung hati yang dalam , rapuh iya
mungkin rapuh itu lah yang di fikiran aku saat itu , bagaimana tidak rapuh uang
tidak ada lagi di bulan ini , uang sekolah sudah menunggak 3 bulan ,orang tua
sakit sakitan , minggu depan ujian akan di laksanakan dan uang pun harus segara
di bayar .aku yang masih berusia 17 tahun yang masih duduk di kelas 3
SMA harus berfikir keras untuk
menanggung semua tentang ini dan keluarga ini , dan malam semakin larut jam
sudah menunjukan pukul 5 yang akan
menghampiri subuh , tapi aku tetap juga masih duduk melamun seolah” aku
bagaikan mayat yang hidup “allah huu akbar allahh huu akbar “. suara adzan
menujukan salat subuh sudah masuk, terjaga dari lamunan ku yang panjang, dimana
aku segera bergegas untuk Shalat Subuh.
Jam
sudah menunjukan pukul 6 aku bergegas
keluar tanpa lupa pamit sama orang tua
ku. Langkah demi langkah aku menuju ke gang demi gang untuk mencari perkerjaan
buat esok senin aku bersekolah . di ujung jalan aku melihat sebuah toko yang
sedang di bangun ,di berfikiran ku apakah aku akan berkerja di situ ? dan apa
kah aku akan di terima ? tapi bagaimana aku ini lemah , aku tak mampu berkerja
sekeras itu, tapi aku butuh uang . dan sejenak aku berfikir dan aku berpaling
dari tatapan pertama itu , dan aku terus berjalan menyusuri hati yang kelam
akan gelisah tentang semua yang aku alami ini.
“anak
ku ??” serentak jiwa ini bergetar akan panggilan itu , aku berpaling cepat
melihat siapa yang memanggil aku itu , “ayah ? sedang apa ayah disini ? bukan
nya ayah sakit parah dan tak bisa berjalan ? dan bagaimana ibu yah ? ayah
meninggalkan ibu sendiri dirmuah ? “dengan penuh rasa heran dan mungkin aku tak
percaya apa yang aku liat sekarang hati
bercampur aduk merasakan semua ini “ tidak ibu akan baik” saja , ayah
sehat nak , ayah hanya kawatir dengan kamu , kamu mungkin lelah dengan semua
ini , ayah tidak berguna lagi yang ada ayah menyusahkan kamu saja , seharus nya
ayah yang mencari duit buat keluarga kita bukan kamu maaf ayah sudah menyusahkan kamu nak . “ dengan
wajah tersenyum ayah memeluk ku , aku binggung,
binggung dengan semua nya bagai mana ayah bisa di depan ku saat ini
bukan nya ayah sakit parah .”tidak apa-apa ayah aku tidak merasa akan terbebani
dengan ini , aku sanggub menjalani nya ayah,
dan sekarang pun ayah sudah sehat kan , aku senang ayah “, dan saat itu
ayah hanya bisa tersenyum dan menghilang bagaikan angin , terserentak tubuh ku
begetar begitu hebat air mata tak bisa ku bendungkan lagi, jiwa seakan rapuh di
situ tak mengerti akan semua ini dan berfikir ayah sudah meninggalkanku.
Secepat nya aku berlari menuju rumah , di sela sela gang aku melihat dapan rumah semua warga sudah berkumpul , dan di situ hati semakin gelisah apakah yang terjadi apakah ayah benar benar meninggalkan ku ? . semua mata tertuju pada ku dengan semua hanya bisa diam dan menglihat ibu ku yang sudah menanggis dan memeluk tubuh ayah ku dalam kain yang menutup tubuh ayah ku itu . dan aku menghampiri ibuku memeluk dia dan air mata pun tak sanggub aku menahanan nya lagi . sedih dan ke gilaan yang aku rasa saat itu , rapuh iya terlalu rapuh aku melihat ayah meninggalkan ku untuk selama nya . dan saat itu aku hanya bisa merangkul ibu ku dan aku hanya bisa terpaku dalam gelap nya jiwa ku saat ini . dalam sebuah ingatan aku mengingat tadi ayah menemui ku untuk terakhir kali nya dalm hidup ku.
Secepat nya aku berlari menuju rumah , di sela sela gang aku melihat dapan rumah semua warga sudah berkumpul , dan di situ hati semakin gelisah apakah yang terjadi apakah ayah benar benar meninggalkan ku ? . semua mata tertuju pada ku dengan semua hanya bisa diam dan menglihat ibu ku yang sudah menanggis dan memeluk tubuh ayah ku dalam kain yang menutup tubuh ayah ku itu . dan aku menghampiri ibuku memeluk dia dan air mata pun tak sanggub aku menahanan nya lagi . sedih dan ke gilaan yang aku rasa saat itu , rapuh iya terlalu rapuh aku melihat ayah meninggalkan ku untuk selama nya . dan saat itu aku hanya bisa merangkul ibu ku dan aku hanya bisa terpaku dalam gelap nya jiwa ku saat ini . dalam sebuah ingatan aku mengingat tadi ayah menemui ku untuk terakhir kali nya dalm hidup ku.
Hari
bergaqnti hari aku hanya bisa berdiam dan terus berdiam tak bisa aku berfikir jernih . dan di saat
itu aku menjadi gila mungkin karna aku terlalu kecil untuk menanggung semua ini
.” ibu aku menyayangi mu tapi apa bisa di kata anak mu sekarang gila . anak mu
hanya bisa diam . maafkan aku ibu . dan ayah aku meminta maaf aku gagal merangkul
keluarga kita ayah , maaf . hanya itu dalam fikiran ku , dan aku menjadi mayat
hidup saat itu.